8.9.13

Legowo

Maksud hati ingin memeluk dunia, apa daya tangan tak sampai. Itu yang sedang kurasakan sekarang. Otakku kacau memikirkan nasib. Posisi ini sungguh rapuh, aku tahu. Ketiadaan ini membuatku berada dalam dilema. Sudah berulangkali curhat kepada Tuhan akan masalah yang sama. Sebenarnya aku jadi malu juga. Dunia itu diciptakan bukan ditunggu jatuh, terang saja. Tapi aku harus mulai dari mana? bingung untuk separuh hidup dunia yang belum aku ciptakan. Maksud hati untuk menulis, merangkai kata-kata yang membuatnya memiliki makna lebih. tapi lagi-lagi aku harus menyalahkan keadaan dan waktu yang cepat berlalu. Dasar pemalas. ngin mengajar lagi, berhadapan dengan murid-murid yang manis dan haus akan ilm, tapi kapan? dimana? sedangkan jarum jam mulai merangkak ke sore dan matahari hampir terbenam. baru hampir sih, belum terbenam sepenuhnya sebenarnya tapi itu telah membuatku galau.

Ketiadaan ini membuatku sedih, tentu saja. Rasa bersalah karena belum bisa membuat orangtuaku bangga, belum bisa membuatku tenang akan pendidikan putriku, membuat keluargaku sejahtera. Hmm...I feel nothing. Dan perasaan itu menyakitiku tiap hari. 

Maka dari itu, aku berusaha, bahkan berjuang untuk bersyukur atas apa yang telah ku miliki. Berjuang juga untuk pasrah kepada Tuhan. Lha mau apalagi? Jika aku mati-matian menafikannya, kenyataan itu akan datang dan datang lagi seperti ombak yang menggempur beting pasir. Yang bisa kulalukan hanya pasrah kepada sang pemilik hidup. Mungkin memang jalanku harus seperti ini, atau positifnya ini akan menempaku menjadi jiwa yang selalu bersyukur dan kuat. Pasrah bahwa sekarang ini aku tidak memilikinya dan mengemban amanah yang lebih besar yaitu rumah tangga beserta anakku. Bersyukur bahwa aku bisa melihatnya tumbuh berkembang sepanjang hari disaat orang lain bahkan mendengar tawa anaknya saja jarang. Mungkin itu terdengar mengenaskan, hal yang menjadi penghiburanku dikala merasa kosong.

Saatnya bangkit, aku tahu. Keterpurukan ini telah lama aku lalui, maka sekarang saatnya bergerak. Tak elok jika hanya pasrah tanpa usaha apapun. Karena aku percaya bahwa Tuhan akan menghargai  sebuah usaha, sekecil apapun. Seperti yang telah dijanjikanNya bahwa Dia tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka tak mau berusaha. Bismillah. Kulo lilo legawa duh Gusti, paringana sabar lan kekiyatan anggene kawula njalani urip lan golek penguripan. Amien.


.

No comments:

Post a Comment