8.9.13

100 -10 = 190

Kemarin saat aku mengunjungi sodara di Bantul, Jogya, dalam perjalanan kutemukan sebuah baliho yang tulisannya cukup unik lagi penggelitik. 100 - 10 = 190. Jika dibaca orang matematika pasti bakal disangkal habis-habisan, aku yakin. Apalagi orang perbankan, bakal ra gathuk alias tak ketemu rumusnya. Tapi buatku, baliho itu semacam pengingat sekaligus warning. lebaran khan identik dengan belanja-belanji. Tentu saja jika kita punya uang 100 ribu trus beli kaos kaki 10 ribu, uangnya berkurang jadi 90 ribu. makanya aku bilang, itu tulisan dibaliho sebagai isyarat warning, bahwa ketika kita punya uang, jangan lupa SHODAQOH.

Jujur saja, gara-gara tertarik dengan ulasan Yusuf mansyur tentang shodaqoh, aku baru melirik ilmu itu. Mungkin aku orang yang mudah percaya dengan segala motivasi hingga ketika Yusuf Mansyur mengkoarkan Shodaqoh maka kau akan jadi kaya, aku percaya saja. Apalagi ditambah pengalaman beliau yang diangkat derajadnya dengan shodaqoh, makin percaya saja aku waktu itu. Maka mulailah aku menyisihkan nafkah suami, dengan seijin dia juga sih, untuk bershodaqoh. Awalnya sih berat ya, coz biasanya kalo nyumbang ke mushola apa kotak amal, duit receh atau nominal yang terkecil dari dompet. Tapi yang ini berbeda, yaitu lagsung dipotongkan dari gaji, kebayang bagaimana rasanya. Akhirnya dengan menguatkan niat, uang shodaqoh itu diberikan, baca bismillah juga tentunya. Langsung hati jadi plong, pikiran tenang. So, keterusan di bulan-bulan berikutnya, walo masih skala ketengan juga, tapi bismillahnya lebih kuat lagi. 

Suatu kali, pernah nih ketanggor pas tidak punya uang sama sekali, eh ada peminta sumbangan dari pengasuh anak yatim. Uang tinggal 150 ribu saja saat itu. Jadilah akhirnya, yang seratus ribu diberikan kepadanya sedangkan yang lima puluh ribu untuk belanja sehari-hari karena tanggal satu masih nunggu seminggu lagi. Tak disangka-sangka, datang tunjangan tak terduga, tepat keesokan harinya sebesar enam kali lipat. Seperti yang telah dijanjikan olehNYa, bahwa sedekah itu akan kembali beberapa kali lipat minimal 1x. Kalau kejadian tak disangka seperti itu tak jarang terjadi. Toh, jika bukan materi yang diterima, bisa berupa kesehatan dan kemudahan, heaven knows. Yang penting positif thinking saja, bahwa uang kita itu bisa digunakan untuk kebaikan.

Yang paling memalukan yaitu ketika kami lupa untuk bersedekah. Pernah beberapa bulan kami tidak bersedekah. Rasanya hidup hambar saja. Punya uang berapapun selalu kurang. lalu kami introspeksi dan akhirnya sadar bahwa lupa bersedekah. Akhirnya setelah bersedekah, pikiran dan hati jadi tenang, rejeki lancar kembali. Maka tak salah jika baliho iu menuliskan rumus sedekah karena bersedekah itu tidak rugi malah untung. Bahkan, salah satu pintu syurga itu sedekah lho. So, ayo sedekah dan jangan ditunda.

1 comment:

  1. Partisipasi dan amal jariyah dalam perluasan dan pembangunan masjidil
    haram dan masjid Nabawi

    1. Niat Ibadah ( dari Allah,Karena Allah dan untuk Allah)
    2. Membawa beberapa batu kerikil kecil yang Haq dari tanah air
    3. Point no 2 dapat dibawa sendiri/ dititipkan kepada Jamaah yang akan
    berangkat Umroh dan Haji
    4. Batu kerikil diletakkan diarea yg sedang dibangun/di Cor semen
    5. Atau dititipkan kepada pekerja pembangunan agar diletakkan ditempat
    tersebut
    6. Mudah-mudahan Allah Ridho dengan apa yang kita kerjakan

    * Umumnya waqaf qur'an
    * Tidak ada kotak amal di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
    * Mungkin Batu kerikil tidak berarti untuk sebagian orang,akan tetapi
    jika diletakkan di kedua Masjid tersebut,paling tidak batu kerikil ini
    akan menjadi bagian terkecil dari bangunan tersebut.
    * Moment Perluasan dan Pembangunan Masjidil haram dan Masjid Nabawi

    ReplyDelete