31.8.13

Tale of Agony

Rating: PG +17
Author: Lady Dy
Cast: Lee Donghae, Yoo Nana, Eunhyuk
Type: One shot
Genre: drama
<photo id="1" />
Donghae sedang duduk santai sembari menunggu pesanannya di kafe milik Jun Ho chingu yang eksklusif ketika seorang yeoja cantik meminta ijin untuk ikut duduk di mejanya. Mau tak mau, Donghae mengiyakannya sembari penasaran siapa sebenarnya yeoja ini, apakah dia tidak tahu kalau yang dihadapannya sekarang itu Donghae, sang member Super Junior yang terkenal itu.

“Gomawoyo, sudah mengijinkan aku. Mejanya penuh semua, aku jadi tak kebagian tempat duduk.” ujar yeoja itu sembari tersenyum manis yang langsung membuat Donghae meleleh.

Yeoja itu kemudian memanggil pelayan dan memesan makanannya. Sirloin steak, Chicken Doritang, French fries, Onion ring, Deokbokki, dan mineral water.
<photo id="3" /> Busyet, banyak banget makannya yeoja ini, batin Donghae sambil geleng-geleng kepala. Akhirnya, makanan yang dipesan itupun datang juga, langsung saja yeoja memakannya dengan lahap sekali. Deokbokki, French fire, dan onion ring dimakannya dengan hanya beberapa suapan saja. Kemudian Chicken Doritang yang tandas dalam dua menit. Lapar kali ya ni yeoja, Lagi-lagi Donghae membatin sembari menatap tanpa berkedip kearah yeoja di depannya itu. Merasa diperhatikan, sang yeoja mendongakkan kepala disela-sela menikmati Sirloin steaknya.

<photo id="2" /> “Waeyo? Kenapa melihatku seperti itu?” tanya yoja itu dengan muka bingung.

Donghae tersenyum simpul.

“Ani. Aku melihatmu makan lahap sekali, apakah kau sedang kelaparan?”

“Ah…maaf. Aku memang lapar sekali. Tadi pagi aku belum sarapan, makanya aku balas dendam dengan makan banyak sekali.” Ujar yeoja itu tersipu.

“Apakah kau sering ke kafe ini?”

“Ani. Ini kali pertamaku datang kesini. Kata temanku, Chicken Doritang disini enak, jadi aku mampir buat nyobain”
Donghae manggut-manggut sambil memandangi wajah cantik didepannya. Walaupun suaranya agak aneh, tapi yeoja itu memang luar biasa cantik, hingga Donghae ingin sekali mengelus pipinya yang lembut atau menyentil hidungnya yang mancung itu. Haisssh…

“Oh ya, kalau boleh aku tahu, siapa namamu? Kita sudah bercakap-cakap tapi belum kenal satu sama lain. Namaku Yoo Karin” ujar Yeoja itu sembari mengelap bibirnya dengan tissue. Rupanya dia sudah selesai makan. Donghae yang melihatnya langsung ngiler, dia rela kok menggantikan tissue itu.

“Aku..mmm..Lee Donghae”

“Owh, nice to meet you, Lee Donghae” ujar Nana sembari tersenyum manis. Hanya itu saja. Donghaepun menjadi gusar alang kepalang. Yeoja ini benar-benar tak mengenalnya, padahal dia sudah membayangkan reaksi Karin saat mendengar namanya: yeoja itu langsung berteriak histeris dan memeluknya, atau jika tidak malah pingsan ditempat. Donghae merasa tertipu kali ini.

Tiba-tiba, HP Nana berbunyi, dia pun buru-buru mengangkatnya.

“Hello, ya manajer. Aku sedang makan siang. Ya…oh my gosh, aku lupa kalau hari ini pemotretannya diubah jadwal jadi jam satu, ya..aku akan segera kesana. Di mana alamatnya tadi? Myungdong? OK…aku akan naik taksi. Bye”

“Kau mau ke Myungdong? Tempat itu agak jauh dari sini. Mending jangan naik taksi karena ongkosnya mahal” ujar Donghae kalem.

“Benarkah? Aku baru seminggu disini jadi tidak hafal rute bis atau subway. Lalu, bagaimana ini?” tanya Nana gelisah.
“Aku akan mengantarmu. Kebetulan rumahku searah dengan Myungdong” ujar Donghae masih kalem. Nana pun mengangguk setuju.

<photo id="5" />Donghae sangat senang dengan keberhasilan rencananya. Akhirnya, dia bisa lebih lama lagi bersama yeoja cantik ini. Dari percakapannya di perjalanan, Donghae tahu bahwa Nana adalah seorang artis dari Thailand. Dia dikontak oleh sebuah agency untuk berkarir sebagai model di Korea. Dia baru tiba sekitar seminggu yang lalu dan saat ini tinggal sementara dirumah manajernya. Ternyata, Nana adalah keturunan Korea-Thai, makanya dia bisa berbahasa Korea walau agak kaku. Donghaepun tak melewatkan kesempatan untuk meminta nomor HP Nana ketika mereka tiba di Myungdong.
Malamnya, Donghae tak melewatkan kesempatan untuk menelepon Nana. Entah kenapa, Donghae sudah merasa rindu dengan yeoja itu.
Nana pun menyambut telepon dari Donghae dengan hangat. Kelihatannya, gadis itu tertarik juga dengan Donghae dilihat dari caranya meladeni rayuan maut Donghae. Akhirnya mereka memutuskan untuk berkencan dua hari lagi. Donghae berjanji akan menjemput Karin di apartemennya pada jam delapan pagi.

===================

Donghae menaiki lift apartemen Nana dengan hati berbunga-bunga. Tak sabar rasanya untuk sampai di lantai 15, tempatNana berada. Ketika pintu lift terbuka di lantai 15, Donghaepun langsung melesat keluar menuju kamar Nana di nomor 1535. Akan tetapi, ketika tiba didepan kamar itu, Donghae mendadak berhenti.
Suara dua orang yang sedang bertengkar terdengar dengan jelas dari luar kamar. Kemudian, terdengar barang pecah, dan teriakan kesakitan. Donghae langsung menghambur ke dalam kamar dan menemukan Karin bersama seorang pria disana.

“Nana, kau tidak apa-apa” ujar Donghae seraya mendekati Nana yang bersimpuh di lantai, lalu membantunya berdiri.

“Aku tidak apa-apa, oppa.” ujar Nana pada Donghae, setelah itu memandang pria di depannya.

“Sebaiknya kamu pergi dari sini, Nam. Aku tak ingin menambah keributan lagi” ujar Nana kepadanya. Sang pria yang bernama Nam itu merengut kesal.

“Jangan pernah mengusirku, Nana. Apalagi setelah semua yang aku lakukan untukmu. Dan..oh…siapa dia, Nana? Pacar barumu, heh?" ujar Man sambil menatap Donghae sinis.

“Heh, kamu jangan macam-macam, ya. Aku tidak takut padamu!” Donghae membelalak marah pada Nam.

“Hentikan, Nam. Cukup…mending sekarang kau pergi dari sini, atau ku panggilkan security” ujar Nana seraya mendorong tubuh Nam kearah pintu yang langsung ditepis Nam dengan kasar.

Donghae pun merangsek maju kearah Nam dan menghadiahkan bogem mentah ke muka pria itu. Mendapatkan serangan yang mendadak, Nam langsung terjungkal ke belakang. Setelah beberapa saat, dia pun berdiri sambil menyeka darah yang mengalir dari bibirnya.

“Ah, lancang juga kau anak muda. Baiklah aku akan pergi. Tapi ingat, Nana tak seperti yang kau kira. Kau akan menangis seperti bayi, menyesali semuanya, ingat itu!” ujar Nam sembari melangkah keluar.

Donghae kemudian memeluk Nana dan mendudukkannya di sofa. Nana terlihat shock sekali hingga Donghae tak tega melihatnya. Setelah dibuatkan kopi hangat oleh Donghae, Karin pun berangsur tenang.

“Nana, siapakah orang itu? Kenapa dia berusaha untuk melukaimu? Tanya Donghae penasaran.

“Namanya Nam, oppa. Mantan pacarku. Dia tak terima ku putuskan sebulan yang lalu, dan mencariku ke Korea untuk diajak rujuk”

“Jadi dia mantan pacarmu..tapi kenapa dia tega melukaimu,Nana”

“Dulu sewaktu masih jadi pacarku, dia sering memukulku. Karena sudah tak tahan lagi, akhirnya aku memutuskannya, oppa.”

“Ah, pasti kau sangat menderita, Karin.” ujar Donghae seraya memeluk Karin lagi.

“Sebenarnya, aku kesini, selain bekerja juga punya tujuan lain, oppa.” Ujar Karin setelah lepas dari pelukan Donghae.
“Apa tujuanmu itu?”

“Aku ingin bertemu dengan keluarga Appaku. Mereka tinggal di Ilsan. Tapi aku belum pernah bertemu mereka karena setelah menikah dengan eomma, appaku tidak pernah lagi pulang ke Korea”

“Benarkah? Apakah mereka sudah kau temukan?”

“Belum. Aku sama sekali buta dengan Korea Selatan ini, oppa. Mungkin nanti, kalau aku sudah tinggal lebih lama.”

“Mmm…aku bisa membantumu, Nana. Kebetulan, sepupuku punya kenalan detektif swasta. Kalau kau mau, aku akan menyuruhnya untuk mencari info tentang keberadaan keluarga Appamu”

“Chicayo? Ah, oppa. Gomawo!” ujar Nana seraya memeluk Donghae erat.

=====================

<photo id="7" /> “Iiishh..oppa, jangan disitu” ujar Nana seraya menepis tangan Donghae yang berada di dadanya dan menegakkan badannya di sofa.

Donghae menatap Karin dengan bingung. Sudah tiga bulan mereka jadian, tapi Nana pasti menolak jika Donghae melakukannya. Mereka telah melampaui tahap ciuman French kiss dua bulan yang lalu dan sekarang, Donghae berharap mereka dapat melakukan lebih dari itu. Tapi, tiap kali tangan Donghae mampir di dada atau bokongnya, Nana selalu menepisnya. Padahal, Donghaepun hanya ingin mereka sampai batas itu, bukan tidur bersama, karena dia berprinsip, tidak akan meniduri gadisnya sebelum menikah. Tapi, lagi-lagi Nana menolak.

“Ada apa sebenarnya, jagiya?Apakah kau tak menyukainya? Atau ada yang kau sembunyikan dariku?”

“Apa maksudmu? Apa kau berpikir aku menyumpalnya agar kelihatan lebih besar, begitu?” ujar Nana sambil merengut.

“Eh..bukan begitu. Maksudku, apakah kau mengoperasi bagian itu sehingga kau takut akan rusak bila kupegang, heh?” ujar Donghae sembari tersenyum nakal.

“Isshh…kau begitu cabul, tuan Lee Dong Hae. “

“Aku tidak cabul. Tapi, cuma penasaran..apakah….apakah ini memang asli ataukah…” ujar Donghae seraya jarinya menyusuri leher Nana lalu terus kebawah.

“Ishh…aku peringatkan kau Lee Dong Hae!” Nana menepis tangan Donghae dengan keras.

“Aigoo…sakit, jagiya! Aku beritahu ya, biarpun itu tidak asli, aku akan tetap menikahimu. Mengerti?!”

“Ah, chincayo? Bohong!”

“Ne. untuk apa berbohong. Toh juga kalau aku main-main, aku tak akan mengenalkanmu pada ibuku dan keluargaku di Super Junior”

Nana memandang Donghae dengan mata berkaca-kaca.

“Waeyo?” tanya Donghae penasaran.

‘Apakah kau sungguh-sungguh akan menikahiku, oppa?”

Donghae mengangguk.

“Sebenarnya…aku punya rahasia, oppa. Ketika ku katakan, kau pasti akan segera meninggalkanku”

“Apa itu, jagiya. Katakanlah.”

“Sebenarnya aku….aku pernah operasi plastik, oppa. Di beberapa tempat..di tubuhku ini ada yang tidak asli” ujar Nana sambil tertunduk.

Hening sesaat kemudian meledaklah tawa Donghae.

“Hahaha….rupanya begitu, jagiya. Jadi benar, inimu dan itumu tidak asli. Makanya kau tak ingin aku menyentuhnya..hahaha…” ujar Donghae sambil menunjuk dada dan bokong Nana disela-sela tawanya.

“Aigoo…kenapa kau tertawa, oppa. Isshh..tidak lucu!” ujar Nana marah.

“Ah, jagiya. Kalau masalah itu, aku sih bisa menerima. Kyuhyun dan Yesung juga pernah oplas, juga beberapa temanku yang lain. Hal itu sudah wajar, jagiya. Tak usah berpikir berat soal itu. Satu hal yang harus kau tahu, aku mencintaimu karena hatimu bukan perkara fisik.” Ujar Donghae seraya membelai pipi Nana lembut.

“Mmm..oppa, ada satu lagi rahasia yang ingin aku sampaikan”

“Ah, kau ini..penuh dengan rahasia agaknya. Apa itu, jagiya?”

“Aku….aku..tidak bisa…punya anak. Aku mandul, oppa.”

“Mwo?!” Donghae terbelalak kaget.

========================

<photo id="6" /> Donghae berbaring melamun di sofa dalam kamarnya. Pengakuan Nana tadi siang membuatnya patah arang. Dia tak menyangka akan mendengar kenyataan yang mengejutkan itu dari bibir Nana, wanita yang sangat dicintainya itu. Entah bagaimana perasaan eommanya ketika tahu Nana mandul. Tentu orangtuanya akan menyuruhnya membatalkan niatnya untuk maju ke jenjang pernikahan bersama Karin. Seorang anak begitu penting artinya dalam sebuah keluarga, tapi Karin juga penting dalam kehidupan Donghae.
Tiba-tiba, pundaknya ditepuk oleh seseorang. Ketika menoleh, Donghae melihat Eunhyuk yang tertawa geli sedang memperhatikannya.

“Kau kenapa? Sedari pulang tadi kerjamu melamun saja. Apa kau tak mau makan, Tuh, sayurnya sudah matang.”

“Hyung, aku lagi tak berselera makan. Kau saja yang makan sana” ujar Donghae sambil menghela nafas berat.

“Kau bertengkar dengan Nana? Atau bertambah satu lagi penggagum Nana yang bisa membuatmu gusar setelah Siwon dan Heechul mengaku jadi Nana shippers?” ujar Eunhyuk sambil tertawa.

Mau tak mau, Donghae pun membayangkan peristiwa sebulan yang lalu saat dia membawa Nana untuk pertama kalinya ke dorm. Anak-anak Suju melongo semua dibuatnya. Bahkan Heechul pun sampai ngiler. Memang banyak wanita cantik yang pernah ditemui mereka, tapi Nana terlihat begitu sexy dan eksotis. Akhirnya, Siwon dan Heecul pun mentahbiskan diri mereka sendiri sebagai Nana shippers hari itu juga. Untunglah, Teukie lagi ada schedule, kalau tidak, jadilah saingannya tambah banyak. Bila ingat kejadian itu, Donghae jadi galau sendiri. Melepaskan Nana yang begitu perfectpasti akan membuat dirinya frustasi. Apalagi banyak namja dengan air liur menetes-netes di luar sana. Membayangkannya saja bisa membuatnya begidik ngeri.

“Mmm..ini masalah Karin, hyung. Dia…mm..dia ternyata tidak bisa punya anak. Aku bingung” ujar Donghae sambil berkaca-kaca.

“Mwo? Nana tidak bisa punya anak? Chincayo?” tanya Eunhyuk terkejut.

“Ne. Dia mengatakan padaku tadi siang. Aku bingung, Hyung. Aku benar-benar mencintainya dan aku ingin sekali menikahinya. Tapi, kalau keadaannya seperti ini, pasti akan sulit sekali. Eomma dan appaku pasti akan menentangku. Bagaimana ini, hyung?”

“Memang akan berat jika kau tetap maju, Haeya. Tapi jika kau benar-benar mencitainya, jika ada niat, tak akan ada yang mustahil. Itu tergantung pada hatimu. Tanyalah kepada hati nuranimu, maka kau akan menemukan jawabannya” ujar Eun Hyuk sembari menepuk-nepuk bahu Dong Hae.

Tiba-tiba, suara dering telpon menyeruak keheningan. Ternyata panggilan dari Lee Joon, detektf yang disewa Donghae untuk mencari keluarga ayah Nana. Donghaepun langsung berharap, semoga dia memberi kabar baik ditengah kabar buruk yang diterimanya hari ini.

“Lee Dong Hae sshi, aku sudah mencari keluarga tuan Yoo Seung Ho di Ilsan. Banyak yang marga Yoo disini, tapi ada dua keluarga yang mendekati deskripsimu walau tak sepenuhnya sama. Kedua keluarga tesebut mengaku bahwa putra mereka yang bernama Yoo Seung Ho menikah dengan perempuan Thailand. Kedua orang itu juga sama-sama sudah meninggal, dan dimakamkan di Thailand. Tapi yang berbeda adalah, pada keluarga pertama, mereka mengaku bahwa anak mereka mati tanpa meninggalkan anak. Sedangkan di keluarga kedua mengaku bahwa anak mereka memiliki seorang putra dalam pernikahannya tersebut. Jadi, kedua keluarga tersebut tak ada satupun yang mempunyai cucu perempuan bernama nona Yoo Karin.”

“Oh, benarkah? Apakah memang begitu? Apa kau sudah mengecek seluruh keluarga bermarga Yoo di Ilsan?” tanya Donghae dengan raut muka kecewa.

“Ne. Aku sudah mengecek semuanya. Mmm..tapi aku akan mencoba mencarinya ke rumah singah dan daerah kumuh. Siapa tahu ada yang belum terdata”

“Baiklah, silahkan mencari. Aku tunggu info selanjutnya. Gamsahamnida”

Donghae menutup telponnya dengan lesu. Kabar tentang keluarga ayah Nana masih juga gelap. Sedangkan masalahnya makin rumit saja. Donghae tersenyum dengan getir.

“Tenangkan hatimu, Haeya. Mending kau cari hiburan saja untuk mendinginkan kepalamu. Oh ya, besok Teuki akan menjadi bintang tamu di acara Miss Tiffany Korea, mending kau ikut saja.”

“Miss Tiffany Korea? Itu acara apa, Hyung?”

“Kontes kecantikan para waria Korea. Baru pertama kali ini digelar. Aku penasaran, bagaimana wujud mereka. Aku juga tak bisa membayangkan Teukie ditengah-tengah para waria, haha….” Ujar Eunhyuk sembari tertawa terbahak-bahak.
“Baiklah, aku akan ikut. Mungkin dengan menontonnya bisa sedikit menghiburku.”

===============================

Seoul Grand Hotel Hall @1.30 pm

Anak-anak Suju duduk di deretan kursi pengunjung dengan rapi. Kali ini mereka semua hadir untuk memberi semangat pada Teukie yang menjadi MC tamu dalam acara Miss Tiffany Korea. Sengaja mereka memilih untuk duduk dideretan agak belakang agar tidak terlalu mencolok. Menjadi selebriti di Korea memang harus waspada, jika tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak mnengenakkan seperti bertemu dengan fans fanatik, misalnya.
Kursi undangan sudah penuh terisi tanda acara akan segera dimulai. Donghae sengaja mematikan ponselnya agar da bisa mengistirahatkan sejenak otaknya yang penuh. Sebenarnya, dia sudah memutuskan tentang kelanjutan hubungannya dengan Karin, tapi itu akan dilakukannya nanti setelah selesai acara ini. Dia sudah berketetapan hati untuk melanjutkan hubungannya dengan Nana, bahkan dia sudah mempersiapkan cincin pertunangan mereka. Dia terlalu mencintai gadis itu dan akan berkorban segalanya.
Para penari dengan jambul warna-warni dikepalanya membuka acara dengan tarian energik ditingkahi dentuman musik yang house yang menggema ke seantero ruangan. Bisa dipastikan bahwa kesemua penari berbusana longdress silver berkilauan itu adalah waria, walau mereka begitu cantik dalam busana mereka. Kata Eunhyuk yang sudah membaca buku resume acara, mereka aslinya adalah penari kabaret dari sebuah Cabaret House terkenal di Asia Tenggara.Tarian tersebut berakhir dan kini muncullah sosok yang yang mereka tunggu-tunggu, Teukie berjalan menuju tengah-tengah panggung ditemani oleh dua orang penari tadi. Anak-anak Suju bertepuk tangan meriah ketika Teukie memberikan sambutan ringan dan mengumumkan bahwa acara kontes Miss Tiffany Korea resmi dibuka.
Kemudian, Teukie mengumumkan bahwa dia akan ditemani oleh seorang MC tamu. Dia adalah pemenang kontes Miss Tiffany di negaranya pada tahun 2010 lalu. Anak-anak Suju pun berkasak-kusuk dan mulai menerka-nerka, secantik apa orangnya. Donghae hanya tersenyum-senyum sembari memandangi Teukie yang agak grogi malam itu. Dia memang belum terbiasa benar menjadi MC, apalagi untuk acara sebesar itu.

“Baiklah, ladies and gentleman, mari kita sambut MC tamu kita yang cantik, Miss Tiffany Thailand”

<photo id="8" /> Suara gemuruh tepuk tangan membahana ketika Sesosok tubuh langsing berbalut tube dress panjang berwarna hitam gemerlapan memasuki panggung acara. Wanita itu kemudian memposisikan dirinya disamping Teukie yang membungkuk memberi salam. Dia sangat cantik sekali, apalagi dengan gaun hitamnya yang membuat matanya jadi lebih bersinar serta senyumnya yang menawan. Wanita itu benar-benar seorang dewi, bahkan tak ada yang menyangka bahwa gadis itu adalah seorang transgender.
Donghae menatap sosok MC itu dengan tatapan yang sulit diidentifikasi. Tanpa sadar, mulutnya ternganga lebar. Anak-anak Suju yang sedari tadi riuh meneriaki Teukiepun seketika hening. Mereka begitu terpana dengan sosok yang baru saja hadir disamping Teukie.

“Annyonghaseyo, chonun Yoo Nana imnida…….” Sang dewi memperkenalkan dirinya di depan para hadirin, yang langsung disambut dengan hangat. Akan tetapi, bagai disambar petir Donghae mendengarnya. Wanita itu..benar benar Karin. Gadis yang sama yang telah menaklukan hatinya beberapa bulan teakhir, gadis yang teramat dicintainya, bahakan akan dinikahinya dengan sukarela, gadis itu…..adaah seorang waria.

Serangkaian gambar flashback mendadak muncul dari pikiran Donghae, seolah diputar kembali dari ingatannya. Tentang pertemuan pertamanya di kafe, tentang suara Nana yang agak aneh, tentang Nam, mantan Nana yang berteriak bahwa dia akan menyesal, tentang ciuman-ciumannya dengan Nana, tentang Nana yang tak mau dipegang bagian tubuhnya, tentang pengakuan Nana yang oplas dan tak bisa punya anak, tentang info dari Lee joon bahwa salah satu keluarga bermarga Yoo itu hanya memiliki cucu laki-laki….gambar-gambar itupun menyatu menjadi sebuah frame yang membuat Donghae akhirnya memahami atas apa yang terjadi. Bahwa wanita yang dicintainya itu adalah seorang transgender, bahkan mereka sudah sering melakukan French kiss. Membayangkannyapun sudah membuat Donghae mual. Mendadak, tubuhnya menjadi lemas, Donghaepun merosot ke lantai. Eunhyuk yang pertama kali tersadar langsung berteriak panik. Teriakannya menyadarkan anak-anak Suju yang masih bengong melihat sosok yang mereka idolakan,Yoo Nana, yang kini tengah memberikan sambutan hangat. Big screen pun menampilkan senyum lebar Teukie yang memandang wanitatransgender disampingnya dengan tatapan terpesona. Hari ini memang benar-benar shocking.

======the end=====

No comments:

Post a Comment