6.12.11

WHICH STAR ARE YOU FROM ? : INTRO

CHAPTER 1: INTRO



Hyun mengaduk-aduk tasnya dengan panik. Wajahnya terlihat begitu tegang hingga dahinya berkerut-kerut. Tapi sayangnya, buku Matematika yang dia cari tak nampak sama sekali. Dengan tergesa-gesa, dia membalik tas dan mendorong keluar seluruh isi tasnya ke meja. Suara berdebam buku-buku tebal membuncah keheningan, tapi tetap saja hasilnya nihil.

“Aigoo….kenapa bukunya tidak ada…ottoke…..” desah Hyun resah sembari menatap Mr. Oh, guru Matematikanya yang sedari tadi menatapnya tajam.

“Bagaimana, Hyun? Apa kau lupa mengerjakan PR mu?”

Hyun menggeleng lemah. Dia yakin telah mengerjakan PR nya dengan baik Karena dia ingat telah mengerjakan soal terakhir dari PR nya tentang logaritma itu. Dia juga ingat setelah meneliti ulang PRnya, kemudian meletakkannya diatas meja belajar kemudian…ah, ya, ternyata dia lupa menaruhnya di tas. Hyun meruntuk dalam hati atas keteledorannya itu.

“Maaf, Hyun. Walaupun kamu murid terbaik dikelas ini, tapi kesalahanmu tidak bisa ditolerir. Silakan keluat menemui Mr. Han dikelas detensi” ujar Mr Oh dingin.

Hyun terlihat shock.

------ 00---------

Hyun mengetuk pintu kelas detensi tiga kali kemudian masuk. Dia masih tak percaya dengan yang dialaminya barusan. Ya, Hyun adalah salah satu murid yang masuk grade A diangkatannya. Artinya dia adalah golongan murid teladan di skolahnya. Dalam dua tahun dia bersekolah di Gang Nam High School ini, tak satu semesterpun dia melewatkan rangking selain satu. Sama sekali tak ada. Catatan “kriminal”nya disekolah pun mulus, karena memang Hyun selalu taat dengan peraturan yang ada. Sekarang, dia harus menjalani hukuman dikelas detensi akibat PR yang lupa dibawanya, sungguh merupakan sebuah pukulan hebat. Apa kata tantenya nanti bila tahu dia masuk kelas detensi. Betapa malunya dia bila melihat tatapan mata kecewa tante pengganti orang tuanya itu. Hyun memasuki ruang detensi dengan wajah muram.

“Oh, kau Seo Joo Hyun. Aku sangat terkejut melihatmu dikelas ini hingga tidak bias menebak apa yang kau lakukan hingga masuk kesini?” sapa Mr Han sembari dengan gerakan, dia menyilakan Hyun duduk.

“Sa..saya…lupa tidak membawa PR di kelas Mr. Oh, sir” jawab Hyun dengan suara bergetar. Tenggorokannya begitu kelu.

“Wah, bravo! Aku surprise mendengarnya”

Tiba-tiba sebuah suara membuat Hyun kaget setengah mati. Sedari masuk tadi dia tidak menyadari ada orang lain lagi dikelas itu selain Mr Han dan dirinya. Ternyata orang itu sudah ada sebelum dirinya. Orang yang sekarang sedang meringis tertawa sembari bertepuk tangan. Orang itu…

“Jung Yong Hwa, aku sudah memperingatkanmu, jangan membuat kegaduhan. Kau juga tidak lebih baik dari nona ini. Membolos merupakan tindak indisipliner yang tidak ringan, ingat itu!”

“Tapi, sir..saya kan sudah bilang tadi, saya tidak berniat membolos. Hari ini, saya harus bertemu dengan produser untuk membicarakan masalah rekaman. Saya sudah mencoba meminta ijin…”
“Ya, aku tahu. Mrs. Choi sudah memberitahuku tentang hal itu. Sayangnya, ketika beliau tidak memberimu ijin, kamu tetap nekad keluar kelasnya” potong Mr Han garang.

Jung Yong Hwa masih tetap ngotot.

“Tapi sir, pertemuan itu sangat penting untuk band saya dan….”

“Apapun itu, tak sepenting kewajibanmu untuk belajar, Jung Yong Hwa. Nanti, setelah lulus sekolah, kamu boleh menjadi artis. Tapi itu nanti, bukan sekarang.”

Perdebatan antara keduanya tak membuat Hyun bergeming. Dia hanya diam saja mendengarnya. Pikirannya masih dipenuhi perasaan antara tak percaya dan khawatir dengan hukumannya nanti.

“Baiklah anak-anak, aku tak ingin berdebat lagi. Hari inikalian akan menerima detensi kalian. Aku harap, kalian bias menjalankannya dengan baik. Hukuman yang pertama, kalian harus menulis essays sepanjang 2000 kata tentang disiplin, aku minta tugas itu dikumpulkan minggu depan. Oh ya, kalian boleh bekerjasama dalam membuatnya.”

Mendengar hukuman pertamanya, Hyun manggut-manggut setuju. Membuat essay tidaklah terlalu buruk. Dia senang melakukannya.Sebaliknya, Yong Hwa terlihat jengkel, dia memang mahir menyusun kata-kata menjadi lirik yang indah, tapi tentu tak sepanjang itu.

“Tugas yang kedua, selama 5 hari kedepan, kalian harus membersihkan halaman sekolah sepulang sekolah. Ingat, ini tugas kelompok, jadi kalian harus melakukannya bersama-sama. Aku akan mengecek hasilnya setiap hari, tapi aku tidak akan mengatakan waktunya kapan, mengerti?”

“Arrasso, sir” jawab Hyun pelan.

“Yang teakhir, dihari Jumat nanti, kalian harus membersihkan gudang sekolah. Mrs Choi akan menggunakannya untuk latihan klub drama, jadi aku minta ruangan itu harus sudah rapi sebelum hari Minggu. Kalau kalian belum selesai membenahinya dihari Jumat, kalian bias menggunakan libur hari Sabtu kalian untuk menyelesaikannya”

“Tapi, sir. Hari minggu saya ada pentas, jadi saya harus latihan akhir pekan ini” protes Yong Hwa kesal.

“Maaf, anak-anak. Aku tidak ingin berdebat. Laksanakan tugas itu, kalau tidak ingi dertambah dua kali lipat untuk Minggu depan. Sekarang, kalian boleh kembali ke kelas kalian. Ingat, aku tidak bisa menerima sebuah tindakan indisipliner lagi, jadi aku harap tidak bertemu kalian dikelas ini lagi. Selamat siang”

Hyun melangkah keluar ruangan dengan lesu. Tatapannya nanar , seolah dia baru saja menjadi seorang pesakitan yang menrima vonis berat.

“Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Lakukan saja hukuman itu, dan selesai.”

Tiba-tiba saja, Yong Hwa sudah menjajari langkahnya.
Hyun menatapnya tajam.

“Enak saja kau bilang begitu. Mungkin kamu sudah sering menerima detensi jadi bisa ringan mejalaninya. Kau tak tahu bagaimana rasanya…”

“Aku sungguh tahu bagaimana rasanya, makanya aku memberitahumu. Aku juga baru menerima detensi, sama sepertimu. Kalau kau menganggap masalah ini berat, kama hal ini akan selalu membebanimu sampai minggu depan. Aku hanya tidak ingin melihatmu sakit saja.” ujar Yong Hwa kalem.

Hyun menunduk sedih. Tak tahu harus menjawab apa.

“Ne, ..khamsahamnida” ujar Hyun akhirnya.

Terdengar suara tawa yang renyah.

“Kau tak perlu berterima kasih seperti itu, Seohyun….itu kan namamu? Wah, kita belum sempat berkenalan”

“Ne, Choneun Seohyun imnida. Senang berkenalan denganmu Jung Yong Hwa” ujar Hyun sambil tertunduk malu.

“Panggil saja Yong, kalau tak keberatan bias kau tambah oppa, kekekeke” ujar Yong sambil tertawa.

Hyun semakin tersipu.

“Oppa? Yong…oppa?”

“Omo, ada apa dengan wajahmu, Hyun???”
----------------00------------------------

No comments:

Post a Comment