18.9.13

Nasehat untuk Seorang (Bukan) Teman

Untuk mbak S, diluar sana

Aku tahu bila saat ini engkau gelisah. Galau dalam bahasa gaulnya. Di usiamu yang saat ini menginjak akhir duapuluhan, sebenarnya tak lazim jika engkau masih dalam ketidakjelasan. Dulu, ketika kau masih senang bermain-main, seolah waktu takkan pernah beranjak dihidupmu, tentu tak pernah terbersit dipikiranmu bahwa hal ini dikemudian hari akan menjadi beban yang kian berat saja, bukan?

Kini kau pun akhirnya menyadari bahwa sifat carpe diem mu itu hanya sementara saja, berubah menjadi kenyataan yang pasti dengan getir kegelisahan orang-orang disekitarmu yang kau kecap. Mereka begitu mengharapkanmu, begitu menantikan peristiwa besarmu itu ditengah tabir kebohongan akan citra diri yang kau bangun menjadi benteng pertahananmu. lelah bukan mendengarkan pertanyaan yang itu-itu saja?

Kau yang memilih hidup ditengah ketidakpastian. Kau yang menyayat sendiri hatimu hingga terluka dan berdarah. Kau yang sebenarnya menjadi tuan atas atas kenyamanan hidupmu, sayangnya kau merusak diri sendiri dengan mengedepankan ego yang kau klaim atas nama cinta. Begitu naif dan labil, lagi omong kosong. lingkaran setan itu tak kan menghilang jika kau masih saja berkutat pada kebodohan dan ketidakdewasaanmu dalam menyikapi hidup. Hal ini juga terjadi karena ketidakbecusanmu dalam belajar dari pengalaman. Bukankah dulu juga tak jauh berbeda, kenapa kau masih juga terperosok lubang yang sama? Itukah kearifan yang dimiliki nona multitalenta seperti yang kau bilang? Atau kau terlalu sombong dan serakah dalam mengembangkan bakat-bakat tenarmu hingga melupakan akar moral yang seharusnya kau pelajari lebih dahulu. Hmm...

Pernahkah kau bertanya, kenapa hidupmu kian lama kian pelik saja. Seolah langkah kakimu semakin membuatmu masuk dalam labirin yang gelap. Itu karena arogansi yang kau miliki dan rasa tak bersyukurmu. Cobalah untuk menjadi pribadi yang lebih arif. Perbaiki diri dan mohon ampun pada Tuhan. tak ada kata terlambat untuk bertobat. Jika kau menjadi priibadi yang baik dengan tobatmu, aku akan angkat topi padamu. Percayalah, hidupmu akan lebih terang dan indah dari sekarang Tapi jika kau memilih untuk tenggelam semakin dalam, aku percaya kau akan sengsara dan itu tak baik karena akan menyeret orang-orang disekitarmu utnuk merasakan kepahitan juga. Apa kau rela membarkan orangtuamu bersedih akan keadaanmu? Jika kau masih punya hati, aku yakin kau takkan membiarkan hal buruk itu terjadi. Tapi sekali lagi, hidup adalah pilihan. Kita lihat saja apakan jammu sudah beranjak dari masa kegelaan atau masih saja stagnan. 

No comments:

Post a Comment